Selasa, 06 Maret 2012

Tutorial Desain Grafis

Tutorial Desain Grafis

Tutorial Desain Grafis. Website Pendidikan Ilmu Grafis dan belajar gratis desain grafis Tutorial Photoshop, Coreldraw, Adobe Illustrator, lengkap dengan download Fonts, pattern dan brush plugins Photoshop bahasa Indonesia. Ada juga artikel tutorial coreldraw, tutorial illustrator dan juga tutorial desain grafis itu sendiri.  The tutorial design grafis. Olah foto atau olah fotografis juga ada. Untuk menjadi seorang desainer dan desainer grafis handal ada banyak hal yang wajib kita tempuh dan harus kita pelajari.
Selain dari ilmu desain kita juga perlu untuk mempelajari kemampuan pengetahuan umum. Memang dengan mempelajari melalui tutorial parsial kita bisa menghasilkan karya bahkan menghasilkan uang. Namun sayang, cara ini hanya bersifat sementara, yah, Anda mungkin sedikit bingung kenapa dengan hanya mempelajari tutorial desain dan tutorial desain grafis Anda tidak bisa menjadi seorang profesional.
Dengan hanya mempelajari tutorial parsial Anda tidak paham dengan core atau dasar desain yang menjadi hal utama dalam mempelajari ilmu desain. Patut kita teladani cara orang-orang yang profesional dalam menjalakan seriap pekerjaannya dibidangnya termasuk dibidang desain grafis. Di dalam tutorial desain grafis ini saya akan mengarahkan Anda untuk mempelajari mulai dari dasar tentang pengetahuan yang musti dipahami seorang desainer grafis terutama pemula dan juga seorang yang mulai belajar software desain grafis.
Pertama kali yang harus Anda pelajari adalah dasar desain grafis, apa saja dasar desain grafis itu?. Saya akan memberikan listnya :
1.
Nirmana : nirmana atau dalam artinya tidak ada makan adalah unsur wajib dalam sebuah desain. Di dalam Nirmana terkandung dasar pemakaian warna, typografi, pelajaran bentuk, garis, bidang dan lain sebagainya. Secara detail akan dibahas pada artikel berikut.
2. Pewarnaan : Warna adalah elemen pasti dalam sebuah bidang, entah itu hitam putih atau warna lainnya. Kesemuanya mewakili arti dan definisi tersendiri. Dengan warna, seseorang dapat melihat apakah sebuah desain tersebut mempunyai tujuan apa, arti apa, dan mewakili apa. Secara detail akan dibahas pada artikel berikut.
3. Typografi : Mempelajari typografi sangat penting terutama kepeada desainer yang akan memasukkan kata-kata atau tulisan dalam karyanya. Tipografi atau dalam bahasa inggris Typography adalah sebuah ilmu yang khusus mempelajari tentang tulisan, baik jenis, ukuran, cara mebuat font dan lain sebgainya. Secara detail akan dibahas pada artikel berikut.
4. Software : Penggunaan perangkat lunak wajib dikuasai oleh seorang desainer grafis. Menggunakan sofrtware desain tentunya. Melalui penggunaan software desain grafis akan sangat menguntungkan dari segi waktu, biaya, dah banyaknya karya. Secara detail akan dibahas pada artikel berikut.
5. Sketsa : Kemampuan menggambar secara tradisional atau cara menggambar dengan pena di atas kertas akan berguna ketika kita akan membuatnya dalam bentuk digital melalui software desain grafis. Pengetahuan tantang proporsi, warna, dan nirmana langsung bisa dipraktekkan melalui cara sketsa. Terkadang, mendesain dengan software akan membutuhkan waktu yang lama jika tidak punya ide tertentu. Ide ini biasa didapt ditempat umum, kehidupan sehari-hari atau juga ditemapat yang tidak lazim. Kita akan kesulitan jika selalu membawa laptop ataupun piranti untuk desain grafis kecuali stylus dan bidangnya ysng mudah dibawa kemana-mana namun harganya cukup mahal. Akan mudah bila kita menggunakan cara-cara tradisional.
6. Kemampuan umum : kemampuan umum juga menentukan hasil karya desain grafis. Kadang dalam membuat sebuah karya desain, kita dihadapkan pada situasi dan kondisi. Seperti membuah company profil sebuah perusahaan. Nah, kemampuan umumnya adalah dunianya perusahaan tersebut, target customer, logo, visi misi perusahaan, area atau wilayah pemasaran, budaya dan lain sebagainya.
Kemampuan dasar desainer grafis sudah pernah saya posting sebelumnya. Namu saya berniat untuk mengingatkan Anda. Kemampuan umum bagi seorang desainer grafis akan saya perinci dibawah ini.
  1. Wawasan Teknologi
  2. Wawasan Sains
  3. Wawasan Seni
  4. Wawasan Sosial dan Budaya
  5. Wawasan Filsafat dan Etika
Ruang lingkup desain grafis cukup luas, ekpresi jiwa Anda mungkin akan menambah khasanah desain grafis. Tulisan ini tidak lah cukup dalam mengintepretsaikan desain grafis yang memang begitu luasnya. Saya berharap tulisan ini bisa membantu para pemula untuk mempelajari dunia desain grafis. Selamat bergabung di dunia yang penuh kreasi dan inovasi ini.
Semoga Anda menikmati artikel ini dan jangan lupa bergabung dengan teman-teman yang lain di Facebook AhliDesain, dan ikuti Twitter saya. Jika Anda menyukai artikel-artikel dari saya jangan lupa untuk memasukkannya dalam subscribe ke ahlidesain RSS Feed.
Bila ada yang ditanyakan, saran, tanggapan dan ide kreatif silakan isi pada komentar, saya akan mencoba menjawab secepat dan sebaik mungkin.

Perbedaan Vector dengan Bitmap


Perbedaan Vector dengan Bitmap


Gambar Vektor
Gambar vektor adalah gambar yang dibuat dari unsur garis dan kurva yang disebut vektor. Kumpulan dari beberapa garis dan kurva ini akan membentuk suatu obyek atau gambar.
Gambar vektor tidak tergantung pada resolusi. Kita dapat memperbesar atau memperkecil ukuran gambar tanpa kehilangan detail gambarnya. Disamping itu gambar vektor akan mempunyai ukuran file yang lebih kecil dan dapat diperbesar atau diperkecil bentuknya tanpa merubah ukuran filenya.
Gambar Bitmap
Gambar bitmap atau yang sering juga disebut raster adalah gambar yang terdiri dari sekumpulan titik-titik (pixel) yang berdiri sendiri dan mempunyai warna sendiri pula yang membentuk sebuah gambar.
Gambar bitmap sangat bergantung pada resolusi. Jika gambar diperbesar maka gambar akan tampak kurang halus sehingga mengurangi detailnya. Selain itu gambar bitmap akan mempunyai ukuran file yang lebih besar. Semakin besar resolusi gambar akan semakin besar pula ukuran filenya.

Gambar Bitmap
Gambar bitmap atau yang sering juga disebut raster adalah gambar yang terdiri dari sekumpulan titik-titik (pixel) yang berdiri sendiri dan mempunyai warna sendiri pula yang membentuk sebuah gambar.
Gambar bitmap sangat bergantung pada resolusi. Jika gambar diperbesar maka gambar akan tampak kurang halus sehingga mengurangi detailnya. Selain itu gambar bitmap akan mempunyai ukuran file yang lebih besar. Semakin besar resolusi gambar akan semakin besar pula ukuran filenya.




Sebagai karya seni rupa, desain grafis tidak bisa lepas dari elemen-elemen senirupa dasar yang membentuknya seperti garis, bentuk, warna, ruang, tipografi dll. Untuk menjadi desainer grafis yang baik, perlu memiliki kepandaian dasar dan keterampilan dalam menggambar dalam hubungannya dengan kepekaan terhadap elemen estetika disain. Pada bagian ini disajikan secara ringkas elemen-elemen dasar desain grafis, antara lain sebagai berikut :

1. Garis
Pengertian garis menurut Leksikon Grafika adalah benda dua dimensi tipis memanjang. Sedangkan Lillian Gareth (Disain Visual,1986) mendefinisikan garis sebagai sekumpulan titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol dan sosoknya disebut dengan garis.
Terbentuknya garis merupakan gerakan dari suatu titik yang membekaskan jejaknya sehingga terbentuk suatu goresan. Untuk menimbulkan bekas, biasa mempergunakan pensil, pena, kuas dan lain-lain. Bagi senirupa garis memiliki fungsi yang fundamental, sehingga diibaratkan jantungnya senirupa. Garis sering pula disebut dengan kontur, sebuah kata yang samar dan jarang dipergunakan.
Pentingnya garis sebagai elemen senirupa, sudah terlihat sejak dahulu kala. Nenek moyang manusia jaman dulu, menggunakan garis ini sebagai media ekspresi senirupa di gua-gua. Mereka menggunakan garis ini untuk membentuk obyek-obyek ritual mereka. Sebagai contoh adalah lukisan di dinding gua Lascaux di Perancis, Leang-leang di Sulawesi, Altamira di Spanyol dan masih banyak lainnya. Selain berupa lukisan, nenek moyang manusia juga menggunakan garis sebagai media komunikasi, seperti huruf paku peninggalan bangsa Phoenicia (abad 12 – 10 SM) yang berupa goresan-goresan. Disamping potensi garis sebagai pembentuk kontur, garis merupakan elemen untuk mengungkapkan gerak dan bentuk. Baik bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi.
Garis.



Garis dapat digunakan untuk:

1. Mengatur informasi.
2. Penekanan kata.
3. Menghubungkan informasi.
4. Outline foto .
5. Membuat kotak.
6. Membuat bagan atau grafik.
7. Membuat pola atau ritme dengan membuat banyak baris.
8. Membuat penekanan langsung ke mata pembaca. (Membuat garis diagonal.)
9. Mensugesti emosi.

2. Bentuk

Sesuatu yang memiliki tinggi dan lebar. Bentuk yang tidak biasa dapat digunakan untuk menarik perhatian. Ada tiga jenis dasarnya bentuknya. Geometric bentuk, seperti triangles, squares, Rectangles, dan area yang teratur dan terstruktur. Bentuk ini bekerja dengan baik sebagai bangunan blok untuk desain grafis. Bentuk alam, seperti binatang, tanaman, dan manusia, dan bentuk lain yang tak biasa. Abstrak, seperti ikon, bergaya angka, grafik dan ilustrasi, adalah versi sederhana dari alam bentuk.

1. Dengan bentuk Anda dapat:
2. Memotong foto yang menarik dalam perjalanan, seperti dalam sebuah oval.
3. Menyimbolkan ide.
4. Membuat blok teks yang lebih menarik dengan menetapkan teks ke dalam bentuk.
5. Buat format baru.
6. Meng-highlight informasi.

3. Tekstur

Tekstur adalah tampilan atau merasa dari permukaan. Anda dapat menambah dimensi dan kekayaan Anda dengan layout tekstur. Tekstur visual menciptakan sebuah ilusi dari tekstur pada publikasi cetak atau halaman web. Pola, seperti gambar-gambar yang dicetak pada kertas, adalah jenis visual tekstur. Berkenaan dgn peraba tekstur dapat benar-benar dirasakan. Cetak publikasi dapat dicetak pada kertas yang textured pembaca dapat merasa.

Tekstur dapat digunakan untuk:

1. Memberikan publikasi cetak, presentasi, atau halaman web yang mood atau kepribadian.
2. Kontras untuk membuat bunga.
3. Bermain-main mata.
4. Memprovokasi emosi.
5. Membuat rasa kekayaan dan mendalam.

4. Ruang

Ruang adalah jarak antara atau daerah atau sekitar sesuatu. Memisahkan ruang atau unifies, highlight, dan memberikan mata visual istirahat.

Ruang dapat digunakan untuk:

1. Memberikan mata visual istirahat.
2. Membuat hubungan antara unsur-unsur.
3. Sorot salah satu elemen.
4. Menaruh banyak spasi sekitar yang penting untuk memanggil perhatian kepadanya.
5. Membuat layout mudah untuk mengikuti.
6. Membuat tipe dibaca mungkin.

Desain Grafis Tips:
Spasi (tanpa teks dan gambar) sangat penting untuk desain grafis. Kuncinya adalah untuk menambahkan hanya cukup spasi sehingga mata tahu ke mana pergi dan dapat beristirahat sedikit ketika mendapat sana.

Anda dapat mengendalikan spasi di lokasi berikut: margin, jarak paragraf, jarak antara baris teks, gutters (ruang antara kolom), dan di sekeliling teks dan gambar.

5. Ukuran

Adalah bagaimana ukuran besar atau kecil sesuatu. Ukuran sangat penting dalam membuat sebuah layout fungsional, menarik, dan terorganisir. Ini menunjukkan apa yang paling penting, menarik perhatian, dan membantu agar sesuai dengan tata letak bersama.

Ukuran dapat digunakan untuk:

1. Menunjukkan elemen yang paling penting adalah dengan melakukan hal yang terbesar.
2. Membuat semua elemen mudah untuk melihat.
3. Menarik perhatian.
4. Kontras dua elemen untuk membuat bunga.
5. Membuat tampilan yang konsisten di seluruh publikasi yang dicetak atau halaman web.

6. Nilai

Nilai adalah terang atau gelapnya dari suatu area. Spektrum dari hitam ke putih dan abu-abu yang banyak diantara bayangan. Setiap bayangan pada spektrum ini memiliki nilai, dari yang sangat terang dengan sangat gelap. Memisahkan nilai, menunjukkan suasana hati, menambah drama, dan menciptakan ilusi yang mendalam.

Nilai yang dapat digunakan untuk:

1. Membawa mata di fokus halaman, seperti menjalankan terang ke gelap dinilai daerah di latar belakang.
2. Membuat pola.
3. Memberikan ilusi dari volume dan kedalaman dengan menambahkan shading ke suatu daerah.
4. Membuat gambar gelap terang.
5. Membuat tata letak dramatis dengan besar bidang gelap atau terang shading.
6. Menekankan sebuah elemen.
7. Membuat objek yang akan muncul di depan atau di belakang satu sama lain.

7. Warna

Warna dalam layout dapat menyampaikan moods, membuat gambar, menarik perhatian, dan mengidentifikasi objek. Ketika memilih warna untuk publikasi atau halaman web, tentang apa yang ingin Anda lakukan dan ke warna apa yang cocok untuk tujuan anda.

Warna dapat digunakan untuk:

1. Sorot elemen penting dan utama seperti subheads.
2. Menarik mata.
3. Sinyal di mana pembaca untuk melihat terlebih dahulu.
4. Membuat gambar atau moods.
5. Mengatur.
6. Bersama kelompok elemen atau mengisolasi mereka.
7. Memprovokasi emosi.

DISIGN GRAFIS


Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan. Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar, dan page layout. Desainer grafis menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif. Desain grafis melingkupi segala bidang yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan seefektif mungkin.



Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis komunikasi lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan (mendesain) atau pun produk yang dihasilkan (desain/rancangan). Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik – yang sering kali disebut sebagai “desain interaktif” (interactive design), atau “desain multimedia” (multimedia design’)

Prinsip dan unsur desain

Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya. Unsur-unsur tersebut (termasuk shape, bentuk (form), tekstur, garis, ruang, dan warna) membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi (“proportion”) dan kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas.


Peralatan desain grafis

Peralatan yang digunakan oleh desainer grafis adalah akal, mata, tangan, alat-alat tradisional (seperti pensil atau tinta), dan komputer. Sebuah konsep atau ide biasanya tidak dianggap sebagai sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan dalam bentuk visual. Bagaimanapun, alat yang paling penting dan paling diperlukan dalam desain adalah akal. Pikiran yang kritis, observasional, kuantitif, dan analitik juga dibutuhkan untuk merancang dan merealisasikan ide tersebut. Pikiran yang kritis, observasional, kuantitatif dan analitik juga diperlukan untuk mengkomposisi sebuah desain.

Apabila sang pendesain hanya mengikuti sketsa, naskah atau instruksi (yang mungkin disediakan oleh sutradara kreatif) maka tidak bisa disebut sebagai desainer. Mata dan tangan sering dibantu dengan penggunaan alat tradisional atau fitur edit gambar digital. Pemilihan cara mengungkapkan ide yang tepat juga merupakan ketrampilan kunci dalam karya desain grafis, dan merupakan faktor penentu dalam perwujudan visualnya.

Pada pertengahan 1980, kedatangan desktop publishing serta pengenalan sejumlah aplikasi perangkat lunak grafis memperkenalkan satu generasi desainer pada manipulasi image dengan komputer dan penciptaan image 3D yang sebelumnya adalah merupakan kerja yang susah payah. Desain grafis dengan komputer memungkinkan perancang (desainer) untuk melihat efek dari layout atau perubahan tipografi dengan seketika tanpa menggunakan tinta atau pena, atau untuk mensimulasikan efek dari media tradisional tanpa perlu menuntut banyak ruang.

Pada umumnya komputer dianggap sebagai alat yang sangat diperlukan dalam industri desain grafis. Komputer dan aplikasi perangkat lunak umumnya dipandang, oleh para profesional kreatif, sebagai alat produksi yang lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan metode tradisional. Akan tetapi, beberapa perancang grafis melanjutkan penggunaan alat manual dan tradisional dalam berkarya, seperti misalnya Milton Glaser

Ada perdebatan mengenai apakah komputer meningkatkan proses kreatif dalam desain grafis. Produksi yang cepat dari komputer memungkinkan para perancang grafis untuk mengeksplorasi banyak ide secara cepat dan lebih detail dari yang bisa dicapai dengan kerja goresan tangan atau potong-tempel pada kertas. Akan tetapi, dihadapkan pada pilihan yang tak terbatas semacam ini kadangkala tidak menghasilkan solusi desain yang terbaik dan kadang hanya membuat berputar-putar tanpa hasil yang jelas

Ide-ide baru seringkali datang dengan uji coba pada alat dan metode, baik itu media tradisional maupun digital. Beberapa perancang grafis profesional mengeksplorasi ide menggunakan pensil di atas kertas untuk menghindari keterbatasan komputer, memungkinkan mereka berpikir di luar kotak. Beberapa ide kreatif dari desain grafis diawali serta dikembangkan bahkan sampai mendekati hasil akhir dalam pikiran, sebelum diterapkan baik dengan metode tradisional maupun komputer. Ada juga yang pembentukan visualisasi terbantu dengan penggunaan komputer dengan kemampuan pembuatan gambar yang kompleks dan cepat.

Seorang perancang grafis bisa juga menggunakan sketsa untuk mengeksplorasi ide-ide yang kompleks secara cepat tanpa pecah konsentrasi karena masalah teknis dari perangkat lunak komputer. “Comp” ( istilah dalam desain grafis yang merujuk pada rancangan awal untuk diajukan pada klien, kependekan dari comprehensive layout), buatan tangan seringkali dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari sebuah ide desain grafis. Sketsa yang berupa thumbnail atau coretan-coretan rancangan kasar pada kertas bisa juga digunakan untuk menghasilkan ide dalam sebuah proses hybrida (gabungan antara penggunaan komputer dan goresan tangan). Proses hybrida semacam ini khususnya berguna pada pembuatan desain logo di mana masalah teknis dari perangkat lunak seringkali memecahkan konsentrasi. Proses hybrida juga dipakai untuk membebaskan kreativitas seseorang dalam pembuatan layout halaman atau pengembangan image. Seorang perancang grafis tradisional bisa juga mempekerjakan seniman produksi (production artist) yang mahir menggunakan komputer untuk mewujudkan ide dari sketsa yang dibuatnya.